21/07/2021

Gunting Kuku

"Apakah kamu memang selalu membawa gunting kuku?" Tanya seorang laki-laki yang duduk di sampingku.

Tiap orang punya benda yang dipusakakan oleh pikirannya sendiri. Ada yang berbentuk dan tidak. Bisa jadi benda tersebut ada di dalam hatinya, tertancap dalam melukai batinnya hingga terseok-seok ketika harus berlalu. Ada pula yang berbentuk sebuah bising yang menggema di dalam kepalanya, memecah khidmat dan mengeringkan kerongkongannya.

Gunting kuku adalah pusakaku. Kadang terbawa, kadang tersimpan rapih di dalam laci kamar kosku. Barang penuh khidmat yang mengheningkan gaung-gaung amarah dalam kepalaku.

"Bagaimana bisa jarimu sebegitu terluka? Apakah kamu tak tahu cara menggunakan gunting kuku?" Kembali dia bertanya, seakan hidupnya seperti hidupku.

Aku yang dulu gemar menulis cerpen jenaka, sudah tak pandai lagi memintal kisah-kisah indah. Aku yang dulu cakap memotret, sudah tak lagi memiliki fokus yang kokoh. Aku yang ingin menjadi bahagia, kini hanya menjadi aku yang berkelebat menghindari badai. Aku dan seluruh mimpi-mimpiku yang menjadi abu.

Lantas, ada apa dengan gunting kuku?

Gunting kuku yang berbicara padaku, yang memberi kepastian bahwa aku masih hidup dengan darah di lunula kuku. Membuatku lantas sadar harus memendam perih sendiri.

No comments: